Lima Juta Lubang Biopori di Jakarta
Tuesday, 27 January 2009 07:36 Eri Kartiadi
Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta menargetkan membuat lima juta lubang resapan biopori di Jakarta
terwujud dalam waktu setahun hingga akhir 2009 ini. Saat ini, lubang biopori di
Jakarta sebanyak 438 ribu buah. Gubernur Fauzi Bowo bahkan mengeluarkan
Instruksi Gubernur untuk percepatan pembuatan biopori.
Hal itu disampaikan oleh
Fitratun Nisa dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta,
saat berbincang di acara Green Talk Green Radio.
GR
(Green Radio): Bagaimana angka lima juta itu keluar?
FN (Fitratun Nisa):
Target lima juta biopori itu merupakan target dari ibu Tatiek Fauzi Bowo.
Beliau mencanangkannya di Hari Keluarga Nasional. Desember tahun lalu, Fauzi
Bowo menargetkan sekitar satu juta lubang biopori.
GR: Metode apa yang dilakukan agar mencapai
target itu?
FN: Salah satunya dengan
melakukan koordinasi dengan ibu-ibu PKK dan kader Posyandu, sebagai pelaksana
di lapangan. Saat ini, Jumlah posyandu di Jakarta sekitar 4069. Jika ada lima
kader aktif di setiap posyandu, dan setiap satu kader membuat 10 lubang
biopori, maka jumlah lubang biopori cepat mendekati target.
GR:
Daerah mana yang akan digelar?
FN: Pengerjaannya bisa
diterapkan di semua jenis tanah di seluruh wilayah DKI. Sehingga tidak ada
pengecualian bagi masyarakat. Karena pembuatan lubang biopori itu mudah, murah,
efisien dan efektif.
GR:
Seperti apa kesulitan yang akan dijumpai?
FN: Secara prinsip, tidak
ada kesulitan. Masyarakat cukup antusias membuat lubang biopori. Hal ini
terlihat dari banyaknya permintaan masyarakat untuk disosialisasikan lubang
biopori di wilayah mereka. Mungkin kesulitannya dari ketersediaan alat bor.
GR:
Solusinya?
FN: Sebenarnya, harga
alat bor relatif murah, sekitar Rp 200 ribu. Satu alat bor bisa digunakan
bergantian membuat lubang biopori. Nah, saat ini BPLHD mendistribusikan alat
bor tersebut di setiap kelurahan, namun belum seluruhnya mendapatkan alat
tersebut.
GR:
Apa efek yang diharapkan bila mencapai target?
FN: Efeknya cukup banyak,
terlebih masyarakat telah merasakan manfaatnya. Seperti, berkurangnya genangan
air di wilayah atau rumah mereka. Meminimalisir sampah organik yang terbuang
atau keluar dari rumah, ketiga, jangka panjangnya adalah meresapnya air ke
tanah sebagai cadangan air tanah.
Efek lainnya mungkin
hilangnya berbagai penyebab penyakit, akibat berkurangnya genangan. Efek luasnya
turut berpartisipasi dan antisipasi pada pemanasan global
Untuk Jasa Pembuatan Siteplan dan Desain Rumah hubungi WA. 0822 2700 4510
Tidak ada komentar:
Posting Komentar