Kelompok ekonomi menengah, begitu
orang menamainya. Mereka terdiri dari para executive dan entrepreneur
usia muda yang sedang mendaki menuju usia mapan yang tidak terlalu sensitif
terhadap pembelanjaan uang mereka, secara penghasilan mereka sangat mencukupi
untuk menunjang lifestyle yang mereka inginkan.
Bagi mereka kenyamanan dan kepuasan
lebih penting daripada jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan itu
semua. Mereka mendambakan hunian yang dekat dengan tempat mereka beraktifitas
sehari-hari. Hunian vertikal kadang menjadi pilihan mereka, tetapi tipe hunian landed
house masih menjadi primadona pilihan utama, jika mereka boleh memilih.
Sudah menjadi tipikal orang Indonesia yang masih senang bersosialisasi dengan
lingkungan yang asri dimana mereka tinggal, dimana kondisi ini akan mereka
rasakan sangat berbeda jika mereka tinggal di apartemen.
Banyak sekali developer khusus
townhouse yang melakukan aktifitas bisnis di
Jakarta. Banyak diantara mereka yang sudah merasakan gurihnya bisnis property
hunian di tengah kota. Namun dari banyak yang sukses itu tidak sedikit juga
dari mereka yang gagal memanfaatkan geliat bisnis di bidang townhouse
ini. Developer gagal ini mungkin saja mereka yang dengan gagah berani jadi
developer tanpa dilengkapi amunisi metodologi kelola yang cukup mengenai proyek
property. Bisa juga disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang kondisi fisik
tanah yang bagus dan cocok untuk diakuisisi untuk dijadikan proyek
townhouse.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang pebisnis townhouse supaya dapat berhasil dalam
melakukan kegiatan bisnisnya. Lokasi, lokasi, lokasi adalah mantra sakti yang
sering diagung-agungkan oleh pebisnis property dalam mengakuisisi lahan. Dari
sudut pandang tertentu memang benar, artinya jika anda memainkan posisi sebagai
pemain besar, yang membutuhkan lahan dengan ukuran besar, lokasi memainkan
peranan yang sangat dominan.
Tetapi bagi anda yang bermain
disektor townhouse yang notabenenya membutuhkan lahan yang tidak bergitu
besar, lokasi yang bagus sebaiknya juga ditunjang oleh faktor lain yang juga
penting untuk diperhatikan, diantaranya:
- Bentuk lahan. Bentuk lahan sangat menentukan efektifitas pembagian kavling. Bentuk lahan kotak sangat efektif jika dibandingkan dengan bentuk tidak beraturan. Pada lahan yang berbentuk kotak, kita bisa leluasa dalam merancang siteplan. Lahan berbentuk kotak ini juga menghasilkan kavling dengan bentuk yang ideal.
- Ukuran lahan.Ukuran
lahan juga menentukan tingkat efektifitas penggunaan lahan. Lahan yang
akan didevelope untuk pembangunan townhouse ini pada umumnya tidak bergitu
besar, karena lokasi yang berada di tengah kota. Lahan yang terbaik adalah
lahan dengan ukuran yang bisa didisain 2 (dua) row rumah yang saling
berhadapan dengan jalan ukuran normal sekitar 6 (enam) meter diantaranya,
sehingga luasan tanah yang harus disediakan untuk fasilitas jalan bisa ditanggung
oleh unit rumah yang lebih banyak. Kondisi ini bisa mereduksi harga jual
unit yang signifikan. Untuk kondisi rumah dengan ukuran sedang lebar
minimum tanah sebaiknya 26 (duapuluh enam) meter, sehingga bisa didisain
rumah dengan panjang 10 (sepuluh) meter saling berhadapan dan jalan 6
(enam) meter di tengahnya. Panjang lahan ke belakang tidak begitu penting,
karena hanya menentukan jumlah unit yang bisa dibangun.